![7 Jurus Facebook Perangi Berita Hoax](https://harmonimedia.com/wp-content/uploads/2017/08/tni-tegaskan-berita-3-kapal-perang-israel-terlihat-di-aceh-hoax.jpg)
KOMPAS.com Jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook belakangan mendapatkan poly sorotan karena dipandang poly menyebarluaskan gosip palsu (hoax).
Peredaran warta ngawur dalam jagat maya ini ramai dikenal sebagai sebagai keliru satu faktor dalam balik kemenangan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Menanggapi hal tersebut, pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, balik menegaskan komitmen pihaknya dalam memerangi gosip palsu alias fake news atau kabar hoax.
Kami menangani misinformasi dengan serius, tulis Zuckerberg dalam sebuah posting dalam page akun Facebook miliknya, akhir pekan lalu. Kami ingin orang-orang supaya mendapatkan warta yang saksama.
Dalam posting yang panjang itu, sebagaimana dirangkum KompasTekno asal The Wall Street Journal, Senin (21/11/2016), Zuckerberg menyebutkan tujuh langkah yang dilakukan Facebook untuk mencegah genre gosip palsu.
Ketujuh langkah yang dimaksud ialah:
Sistem deteksi gosip palsu (hoax) yang lebih yang andal
Mempermudah pelaporan gosip palsu
Menggandeng pihak ketiga berupa organisasi pemeriksa fakta untuk pembuktian warta
Memberi label atau peringatan akan kualitas sebuah blog atau isi gosip
Menampilkan artikel terkait yang berkualitas dalam bawah posting-an
Memblokir penayangan iklan asal pihak ketiga yang diketahui memproduksi dan mengedarkan warta palsu
Kerja sama dengan jurnalis untuk memperoleh input
Kami nir mengintegrasikan atau menayangkan iklan dalam pelaksanaan atau blog yang mengandung konten ilegal, misleading, atau bersifat menipu, sebut Facebook dalam sebuah pernyataan.
Berita palsu ialah keliru satu bentuk asal misinformasi yang beredar dalam Facebook.
Sebelumnya sempat ramai dibicarakan soal akun palsu yang kemudian memproduksi Facebook menerapkan kebijakan bahwa pengguna harus dengan nama orisinal untuk akunnya (real name policy) lewat proses pembuktian berupa pencantuman kartu identitas.
Setelah sempat berjalan selama beberapa saat, kebijakan ini melunak seiring dengan banyaknya protes asal gerombolan eksklusif yang memang biasa dengan nama lain untuk identitas dalam global maya, contohnya gerombolan transjender.
Facebook kemudian membolehkan pengguna untuk dengan nama lain, dengan terlebih dahulu menyebutkan detail dan konteks asal situasi yang mengharuskan si pengguna bersangkutan dengan nama tersebut.
No comments:
Post a Comment