Wednesday, January 24, 2018

Bocornya Data Facebook, Hanya Awal berdasarkan Era Keterbukaan Data

Bocornya Data Facebook,
Bocornya Data Facebook, Hanya Awal sumber Era Keterbukaan Data

Beberapa waktu yang lalu, global dikejutkan sang terbongkarnya kebocoran data Facebook (FB). Jumlah data yang disedot sang Cambridge Analytica tidaklah sedikit. Diperkirakan 50 juta akun FB yang terkena.

Data ini dipakai buat mensugesti pemilihan presiden Amerika Serikat. Donald Trump kepada kampanyenya dicurigai mempergunakan data ini buat mendorong orang memilih dirinya menjadi presiden AS.

Di satu sisi, FB memang bersalah lantaran keteledorannya mampu menciptakan sebuah perangkat lunak yang berjalan di FB menyedot data pengguna. Bukan hanya pengguna perangkat lunak tersebut, namun data sahabat-sahabat sumber pengguna perangkat lunak itupun juga terambil.

Tetapi di sisi lain, banyaknya perangkat lunak media umum. Seperti FB, Instagram, Foursquare, Twitter & lainnya. Membuat orang semakin sering membagikan data yang sebenarnya masuk kepada ranah privasi.

Baca "Dengan Kemajuan Teknologi, Apakah Ruang Privasi Masih Ada?"

Bukan berarti menyalahkan, namun terkadang hingga foto yang seharusnya tidak dibagikan juga dibagikan. Setelahnya baru menyesal, namun terlambat. Jika sudah viral & tersebar di internet akan sulit sekali menghapusnya.

Bahkan terdapat bencana efek viralnya sebuah foto, orang tersebut bunuh diri.

Baca "Era Internet & Sulitnya Menghapus Jejak Digital"

Era keterbukaan data menggunakan keluarnya banyak perusahaan yang berbasis internet. Baik yang berupa blog ataupun perangkat lunak sudah nisbi usang dimulai. Namun ini barulah awal sumber era data yang baru.

Sekarang data baru tersedot melalui blog & perangkat lunak. "Internet Of Things" barulah memulai kiprahnya. Dimulai menggunakan seluruh yang disebut "pintar". Ponsel pintar, jam pintar, tv pintar bahkan nantinya akan data yang boleh dibilang rumah pintar.

Dimana hampir seluruh peralatan yang terdapat di kepada rumah akan terhubung menggunakan internet. Pernah aku baca, sedang dikembangkan teknologi kulkas pintar. Kulkas yang mampu mengorder kuliner yang dibutuhkan jikalau habis. Susu contohnya.

Kesemuanya ini berhubungan menggunakan data tertentu!

Data yang kemungkinan besar akan dikumpulkan sang pembuat alat-alat pintar. Data yang sangat berharga lantaran banyak hal yang mampu dipelajari sumber data tersebut. Termasuk di dalamnya mampu saja menggunakan adanya ranjang pintar, seberapa sering Knda bercinta menggunakan pasangan Knda.

Semakin banyak data yang akan beredar!

Baca "Big Data & Jejak Digital"

Data ini mampu dipakai buat macam-macam tujuan. Memudahkan kehidupan kita, contohnya ketika kulkas mampu memesan secara online kuliner yang sudah habis. Di sisi lain mampu juga dipakai buat menggoda kita agar lebih sering berbelanja.

Kebijakan kepada menyampaikan & membagikan data yang bersifat tertentu sangat dibutuhkan. Misalnya buat apa mencantumkan nomor telepon ke sebuah akun FB atau email contohnya. Kecuali memang buat keperluan perjuangan.

Pemerintah di global mungkin sudah mulai harus berpikir. Data memang sangat memiliki kegunaan buat pengambilan keputusan. Namun juga harus dipikirkan bagaimana agar data yang dikumpulkan ini mampu dijaga agar tidak dipakai secara negatif.

Era Keterbukaan data membutuhkan cara, kebijaksanaan & anggaran baru buat menghadapinya.

Salam

Hanya Sekedar Berbagi

Ronald Wan

No comments:

Post a Comment