![Data Facebook Bocor, Mengapa Kaget](https://www.advernesia.com/wp-content/uploads/2018/04/Facebook-tidak-menjual-data-penggunanya.png)
Saya justru kaget saat poly orang datang-datang panik data facebook mereka bocor. Tetapi aku lantas eling, demikianlah budaya pop komunikasi masa kini telah menciptakan kita sebagai warga latah. Hanya lantaran para social influencer berkicau soal ini, seluruh mayapada dilanda kepanikan massal.
Kebocoran data facebook bukan hal baru. Aspek kebaruan saat ini hanya soal data itu bocor kepada non-state actor, private sector, yaitu forum konsultan politik yang kemudian dipakai buat pemenangan Donald Trump, orang aneh yang kini jadi Presiden Amerika Serikat.
Tetapi kebocoran data user internet, dalam pengertian data itu dipakai maupun oleh yang bukan perusahaan penyedia layanan telah lama terjadi.
Agustus-Desember 2014 silam, aku mengikuti kursus singkat daring Age of Globalization yang diselenggarakan Universitas Texas serta diampu Prof. John Hoberman. Kursus ini menekankan pembahasan pada konektivitas, sistem, serta persaingan di era globalisasi. Dari 11 pokok bahasan, satu yang membahas "Media and Internet."
Salah satu yang dibahas dalam topik ini ialah pembocoran data pengguna oleh perusahaan-perusahaan terkait internet misalnya facebook, google, serta perusahaan raksasa lain. Data-data itu dibocorkan kepada pemerintah Amerika Serikat.
Pada subtema "Cyber-Censorship and Political Control of the Internet", timbul pernyataan provokatif, "The Internet is the new one, a cyber-Pangaea. But unlike the original, this global realm is not really stateless. In many respects, it is U.S. Territory." Hmmm. Pangaea ialah benua purba, induk menurut semua daratan yang kini timbul. Tetapi jikalau Pangea ialah berasal sebelum warga mengenal bangsa serta negara, Pangaea daring, internet, ialah benua global yang sebagai teritori Amerika Serikat.
Argumentasi menurut pernyataan ini dimulai bersama menceritakan sebuah konferensi PBB di Geneva terkait dilema internet. Di dalam konferensi itu, sejumlah negara Eropa menuntut porsi yang lebih akbar menurut perwakilan pemerintah di dalam the Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), bahkan menuntut adanya organisasi baru, atau supaya tugas ICANN yang berada di bawah hukum AS diambil alih oleh forum PBB.
ICANN ialah gerombolan nirlaba yang didirikan oleh pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1998 buat mengawasi aneka macam dilema koordinasi teknis buat jaringan global. Tanggungjawab ICANN sebenarnya hanya mencakup alokasi ruang alamat Internet Protocol (IP), tugas identifikasi protokol, generik (gTLD) serta kode negara (ccTLD) menurut sistem manajemen nama domain tingkat atas, serta fungsi manajemen sistem server root. Layanan ini beroperasi dalam regulasi hukum Amerika Serikat, menjalankan fungsi Internet Assigned Numbers Authority (IANA) Amerika Serikat.
Tuntutan menurut negara-negara Eropa supaya keterwakilan negara lebih akbar di dalam ICANN dilandasi oleh kekuatiran mereka akan besarnya hegemoni Amerika Serikat di dalamnya.
Hipotesis bahwa internet bukan sebuah stateless Pangaea, melainkan teritori Amerika Serikat dibuktikan dalam subbahasan "The Internet as a Global "Surveillance Engine"." Sebuah gosip menurut The Guardian terbitan 7 Juni 2013, "NSA Prism acara taps in to user data of Apple, Google and others" sebagai bahan bacaan.
The Guardian telah memverifikasi kebenaran bocoran dokumen (National Security Agency) NSA berkatergori top secret yang mereka peroleh, sebuah arsip powerpoint berisi 41 slide presentasi ihwal acara 'Prism'.
Program Prism ialah perjanjian kolaborasi antara NSA serta perusahaan-perusahaan raksasa terkait internet misalnya Google, Facebook, Apple, Yahoo, Microsoft, serta raksasa internet AS lainnya
Kerjasama itu memperbolehkan agen-agen NSA merogoh data pengguna, bukan sekedar metadata namun maupun materi terkait riwayat pencarian, isi email, transfer arsip serta obrolan langsung pengguna, langsung menurut server perusahaan.
Wewenang NSA ini kemudian hari dilegalkan oleh perubahan pada undang-undang supervisi AS yang diperkenalkan di bawah Presiden Bush serta diperbarui di bawah Obama pada bulan Desember 2012.
Setelah awalnya membantah, akhirnya perusahaan-perusahaan itu mengakui adanya kerjasama ini. Microsoft yang memiliki semboyan "privasi Knda prioritas kami" justru adalah perusahaan pertama yang bekerja sama bersama NSA, Desember 2007.
Setelah Microsoft, perusahaan lain mengikuti. Yahoo pada tahun 2008; Google, Facebook, serta PalTalk pada tahun 2009; YouTube pada tahun 2010; Skype serta AOL pada 2011; serta akhirnya Apple, yang bergabung bersama acara ini pada tahun 2012.
Melalui 'Prism,' NSA mengumpulkan beragam data serta konten komunikasi user, bukan saja penduduk AS namun maupun penduduk seluruh mayapada yang menggunakan layanan menurut perusahaan-perusahaan AS.
Pembahasan ihwal Prism ini telah timbul laman wikipedia-nya.
Hanya soal waktu saja kapan data-data itu akan bocor ke sektor preman, baik melalui kerjasama langsung bersama perusahaan-perusahan itu, atau melalui bocoran yang dibeli menurut agen NSA. Jadi kalau Knda baru akan menghapus facebook kini, Knda telah terlambat 10 tahun.
***
Tilaria Padika
25/03/2018