Sunday, July 29, 2018

Kecanduan Facebook, kenyataan lain jejaring sosial

Kecanduan Facebook, kenyataan lain jejaring sosial
Kecanduan Facebook, fenomena lain jejaring sosial

Jejaring sosial Facebook sudah bertansformasi menjadi jejaring sosial yang terbesar pada global. Banyak yang merasakan implikasi positif dari Facebook, namun bagi sebagian orang, blog tadi sudah menjadi candu hingga melupakan segalanya.

BERITA TERKAIT
Akun palsu FB 'Taj Yasin Maimoen' minta sumbangan buat pesta kemenangan
Akun Facebook Taj Yasin dipalsukan buat minta sumbangan pesta rakyat
Terbuai janji pernikahan, gadis pada Surabaya tertipu laki-laki kenalan pada FB

Saat ini poly fenomena yang menawarkan andai kata nir sedikit pula pengguna Facebook yang menganggap global maya khususnya jejaring sosial Facebook lebih mengasyikkan daripada global nyata.

Ketika pengguna Facebook sudah menganggap andai kata global Facebook lebih menyenangkan dibanding memakai kehidupan nyata mereka, maka galat satu membuktikan-membuktikan yang terlihat ialah nir terlepasnya akun Facebook disetiap waktu memakai cara mengecek akun Facebook terlebih halaman dinding serta kolom notifikasi sesering mungkin bahkan tiap menitnya.

Dilansir CNN (28/03), sebuah penelitian dilakukan sang IDC (27/tiga) buat menghitung seberapa tak sporadis pengguna Facebook mengecek akun mereka dalam satu hari. Dari implikasi penelitian tadi, terkuak fakta bahwa rata-rata para pengguna smartphone tadi mengusut akun Facebook mereka sebesar 14 kali setiap harinya. Setiap kali mengusut akun Facebook tadi, tiap orang rata-rata menghabiskan waktu lebih kurang 2 menit.

Kecanduan akan jejaring sosial Facebook ini bukan nir menyebabkan efek apa-apa. Menurut penelitian beberapa psikolog, kecanduan Facebook ternyata mampu menciptakan psikologis penggunanya sedikit terganggu.

Data dari Mashable (03/11) melaporkan andai kata pengguna Facebook yang mengakses akun Facebooknya secara rutin hingga timbul rasa kecanduan, mempunyai risiko andai kata kemungkinan pada lalu hari sisi psikologis pengguna tadi akan terganggu.

Dalam data tadi, terganggunya sisi psikologis pecandu Facebook ini terkait memakai reaksi hormon Dopamine. Dopamine ini ialah senyawa kimia dalam tubuh yang mampu merangsang rasa senang, gembira, hening misalnya halnya ketika pecandu obat atau morfin mengonsumsi barang tadi.

Untuk dilema sosial atau eksklusif saja, bagi seorang yang sudah menjadi seorang pecandu Facebook, ketika beliau mendapatkan poly notifikasi, maka secara otomatis dopamine dalam tubuhnya akan bereaksi.

Sebagai contoh, jika dalam satu hari beliau nir mendapatkan notifikasi dari seorang pun dalam friendlist pada kolom atas Facebooknya, maka perasaan galau dari si pengguna Facebook yang sudah kepalang kecanduan akan bereaksi.

Menurut pakar, jika tingkatan penggunanya sudah mencapai tahap addict maka sulit buat menghilangkan tingkat kecanduan tadi. Dibutuhkan proses serta waktu yang nisbi lama buat menyembuhkannya.

Selain itu, implikasi lain dari kecanduan Facebook sang penggunanya ialah kurangnya interaksi pengguna tadi memakai lingkungan sekitarnya. Sehingga ketika dihadapkan ke global nyata, maka beberapa bagian dari otaknya nir mampu berjalan misalnya sebelum beliau mempunyai account Facebook.

Kebanyakan mereka akan sulit buat menyesuaikan diri memakai lingkungan baru, kurang biasa mengeluarkan pendapat atau ngobrol memakai orang lain, kesulitan mengontrol emosi serta beberapa lainnya.

Sebenarnya, Facebook sendiri diciptakan sang Mark Zuckerberg menjadi jejaring sosial yang sarat akan nilai positif contohnya menjadi media buat menjalin silaturahmi. Namun seiring memakai berjalannya waktu, poly pengguna yang justru kecanduan akan jejaring sosial tadi.

Sebenarnya, kecanduan yang ditunjukkan memakai intens nya pengguna mengakses akun mereka pada setiap waktunya mampu saja nir berdampak begitu nir baik ketika pengguna tadi mampu mengimbanginya memakai aktif pada global nyata secara bersamaan.

Dampak positif atau negatif dari Facebook sendiri sebenarnya tergantung pada eksklusif masing-masing penggunanya. Jadi menjadi pengguna Facebook, alangkah baiknya andai kata Knda memakai jejaring sosial ini memakai sebijaksana mungkin. [dzm]

No comments:

Post a Comment