KOMPAS.com Pekan lalu, Zuckerberg tidak mengelak di hadapan wakil rakyat Amerika Serikat (AS) bahwa Facebook mengumpulkan data penggunanya dikala mereka log out (keluar) asal akun Facebook, bahkan jika mereka tidak punya akun Facebook.
Kala itu, bos Facebook, Mark Zuckerberg, belum menjelaskan secara lebih jelasnya dilema data apa saja yang ditimbun Facebook asal penggunanya.
Melalui Newsroom Facebook, Product Management Director Facebook David Baser membeberkan, perangkat lunak dan situs yang memakai layanan Facebook, seperti tombol "Like" atau Facebook Analytics, menyampaikan Facebook liputan wacana pengunjung situs dan pengguna perangkat lunak mereka guna memproduksi konten dan iklan mereka lebih baik.
Baser lantas menyampaikan model, dikala seseorang mengunjungi sebuah situs web, maka browser (peramban) seperti Chrome, Safari, atau Firefox mengirim permintaan tadi ke server. Lalu, peramban akan menunjukkan IP address atau alamat komputer pengguna supaya situs web tahu ke mana internet wajib mengirim konten yang diminta.
Baca maupun: DPR Khawatir Data Pengguna Facebook Indonesia Dipakai Konsultan Politik
Situs web tadi maupun akan menerima liputan wacana peramban dan sistem operasi perangkat yang dipakai, seperti Android atau Windows, lantaran tidak seluruh peramban dan perangkat mendukung fitur yang sama.
Situs web maupun akan mengirim cookies atau serangkaian liputan yang kemudian akan tersimpan di komputer pengguna buat mengidentifikasi riwayat situs-situs web yang pernah dikunjungi sebelumnya.
Sebuah situs web biasanya mengirimkan dua hal ke peramban pengguna. Pertama, konten asal situs web tadi, dan ke 2 merupakan instruksi buat peramban supaya mengirimkan permintaan pengunjung situs web tadi ke perusahaan lain yang menyediakan konten atau layanan kepada situs web, yang dalam hal ini termasuk Facebook.
"Jadi, dikala sebuah situs web memakai galat satu layanan kami, peramban Enda mengirim liputan yang sama ke Facebook, sebagaimana yang diperoleh situs web", tulis Baser seperti KompasTekno himpun asal Newsroom Facebook, Selasa (17/4/2018).
Dia menambahkan, Facebook maupun memperoleh liputan wacana situs web mana atau perangkat lunak apa saja yang dipakai pengguna. Hal itu dibutuhkan buat mengetahui kapan Facebook wajib menyediakan layanannya ke situs tadi.
Baca maupun: 1 Juta Akun Facebook di Indonesia Bocor, Ini Link buat Mengeceknya
Skenario membuatkan liputan pengguna ke sebuah situs dan perangkat lunak, diklaim Baser maupun terjadi di hampir seluruh layanan situs.
"Misalnya, Enda ingin menonton video YouTube asal situs non-YouTube, ia (server) akan memberitahu peramban Enda buat meminta video asal platform YouTube. Kemudian YouTube mengirimkannya ke Enda," ungkapnya.
Baser membicarakan bahwa liputan yang diterima Facebook dipakai buat menaikkan konten dan iklan yang ditampilkan Facebook. Seperti jika pengguna mengunjungi situs web perjalanan, maka Facebook akan menyampaikan iklan terkait bareng hotel, atau penyewaan tunggangan beroda empat.
Cara mengontrol iklan di Facebook
Baser pun menyampaikan beberapa cara dalam mengontrol penggunaan data pengguna Facebook buat menyuguhkan iklan dan konten yang lebih relevan.
1. Menggunakan hidangan "Preferensi Kabar Berita"
Menu "Preferensi Kabar Berita" (News Feed Preferences) bisa dipakai buat mengendalikan konten mana yang ingin ditampilkan lebih dulu dan konten mana yang ingin disembunyikan. Menu "Preferensi Kabar Berita" dapat ditemukan bareng mengklik ikon segitiga kecil di sebelah kanan hidangan "Bantuan".
2. Menggunakan hidangan "Ad preference"
Para pengiklan akan menampilkan iklan ke Facebook pengguna setelah mereka menemukan riwayat jika pengguna pernah mengunjungi situs dan perangkat lunak pengiklan. Pengguna bisa menghapus iklan-iklan yang tidak diinginkan tadi bareng mengaturnya melalui tautan berikut.
No comments:
Post a Comment