![Menkominfo tak ragu blokir Facebook bila jadi alat hasut](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2018/01/12/928893/content_images/670x335/20180112153601-1-demo-di-facebook-001-debby-restu-utomo.jpg)
Menteri Komunikasi serta Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyatakan pemerintah tidak akan tanggung-tanggung memblokir Facebook, jikalau media umum besutan Mark Zuckerberg itu terindikasi digunakan menjadi indera penghasutan.
BERITA TERKAIT
Parlemen Uni Eropa cecar Mark Zuckerberg soal Cambridge Analytica & hoaks
Polri pertimbangkan periksa pihak Facebook AS terkait kebocoran data
Soal kebocoran data, Polri nilai Facebook belum kooperatif
Ia menyontohkan peristiwa yg terjadi di Myanmar. Dalam hal ini merujuk perkara Rohingya.
"Facebook mengakui bahwa Rohingnya itu keliru satunya merupakan ditimbulkan penggunaan media umum di sana, termasuk Facebook," katanya kepada suatu kesempatan di Jakarta.
Maka itu, buat perkara ini pihaknya tidak memiliki keraguan akan memblokir media umum yg dijadikan menjadi indera penghasutan, termasuk Facebook.
"Saya sudah menghasilkan pernyataan tidak punya keraguan buat menghindarkan Indonesia berdasarkan peristiwa mirip itu. Saya tidak punya keraguan buat memblokir atau shutdown kalau terdapat pertanda ke arah sana," jelasnya.
Lain hal memakai perkara penghasutan, Facebook kini tengah ramai diperbincangkan karena penyalahgunaan data. Diduga sebesar 1 juta data pengguna Facebook Indonesia disalahgunakan dalam perkara Cambridge Analytica (CA). Terkait hal ini, Menkominfo telah melayangkan Surat Peringatan Kedua (SP II) kepada Facebook.
SP II tersebut dikeluarkan karena pemerintah menemukan adanya aplikasi yg serupa CA yakni CubeYou serta AgregateIQ. Sebelumnya, pemerintah sudah melakukan sanksi administrasi berupa teguran mulut serta tertulis.
"Makanya, kemarin kami keluarkan SP tambahan. Karena justru kami mengenali terdapat aplikasi yg mirip itu. Mereka pula kan katanya lagi melakukan audit hanya saya belum memahami kapan selesai auditnya," jelasnya dikala ditemui awak media di Gedung Kementerian Komunikasi serta Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Rabu (11/4).
Sebagaimana diketahui, sesuai siaran pers Facebook, Rabu (4/4), mereka mengakui bahwa terdapat 87 juta data yg dimungkinkan disalahgunakan oleh CA. Dari 87 juta data yg kebobolan, sebagian akbar merupakan pengguna Facebook berdasarkan Amerika Serikat atau lebih kurang 81,6 persen data disalahgunakan. Selain Amerika Serikat, terdapat beberapa negara termasuk Indonesia.
Indonesia masuk urutan ketiga data yg disalahgunakan. Sekitar 1,3 persen berdasarkan 87 juta. Di atas Indonesia, terdapat Filipina yg kemungkinan akbar penyalahgunaan data pengguna berdasarkan negeri itu lebih kurang 1,4 persen. Selain ketiga negara itu di antaranya Inggris, Mexico, Kanada, India, Brazil, Vietnam, serta Australia. [idc]
No comments:
Post a Comment