Saturday, September 15, 2018

Pendiri WhatsApp Ajak Netizen buat Hapus Facebook

Pendiri WhatsApp Ajak Netizen buat Hapus Facebook
Pendiri WhatsApp Ajak Netizen buat Hapus Facebook

KOMPAS.com Facebook tengah dilanda badai krisis kepercayaan selesainya 50 juta data akun penggunanya dinyatakan bocor ke pihak yg tidak berhak. Skandal ini menerima perhatian poly pihak, galat satunya mantan pendiri WhatsApp yg menyerukan ajakan "menghapus Facebook".

Melalui akun Twitter-nya, Brian Acton menuliskan tagar #DeleteFacebook (hapus Facebook). Kemudian tagar tersebut dibicarakan & dalam-retweet oleh lebih dari 1.800 pengguna Twitter.

It is time. #deletefacebook
Brian Acton (@brianacton) March 20, 2018
Brian Acton merupakan galat satu pendiri WhatsApp yg bekerja menggunakan Jan Koum menyebarkan software ini. Brian sempat bekerja selama kurang lebih empat tahun selesainya WhatsApp diakuisisi Facebook.

Ia kemudian meninggalkan Facebook & mendirikan software pesan instan melalui Signal Foundation sekitar enam bulan kemudian.

Baca jua: Pendiri WhatsApp: Lamaran Kerja Saya Ditolak Facebook

Dilansir KompasTekno dari Cnet, Rabu (21/3/2018), pria yg dikenal telah lama berkecimpung dalam bidang enkripsi & privasi data ini tidak menjelaskan secara rinci alasannya menuliskan tagar tersebut. Meski sangat kentara, tagar ini herbi skandal bocornya 50 juta data pengguna Facebook.

Publik memang tengah menyoroti perkara keamanan data pengguna Facebook. Pasalnya, keamanan privasi ini selalu sebagai info yg hangat & terus digembar-gemborkan dalam era serba digital ini.

Beberapa hari kemudian terungkap muncul sebanyak 50 juta data personal pengguna Facebook dicuri & disimpan oleh firma analisis data, Cambridge Analytica. (Baca jua: Cambridge Analytica Disebut Curi Data 50 Juta Pengguna Facebook)

Bukan cuma itu, data pengguna Facebook jua muncul dalam file Strategic Communications Laboratories (SCL). Keduanya merupakan perusahaan yg saling bekerjasama.

Dikutip dari Bloomberg, pendiri Facebook Mark Zuckerberg berkata, Cambridge Analytica menerima data tersebut melalui pengembang software pihak ketiga. Perusahaan pihak ketiga tersebut memanen data dari 50 juta pengguna tanpa izin.

Dari 50 juta data pengguna Facebook yg berceceran dalam tangan pihak ketiga, 30 juta dalam antaranya telah lengkap buat memetakan seseorang. Aika telah begitu, privasi pengguna tak lagi sebagai privasi.

Karena skandal ini, saham Facebook dilaporkan anjlok 6,77 persen selesainya kabar kebocoran tersebut tersebar. Nilai valuasi perusahaan pun turun sampai 36 miliar dollar AS (setara menggunakan Rp 495 triliun) seiring menggunakan kekhawatiran investor atas perkara kebocoran data yg menimpa Facebook.

Baca jua : Christopher Wylie, Mahasiswa Pengungkap Kebocoran Data Pengguna Facebook

No comments:

Post a Comment