![Data pengguna Facebook kepada Indonesia bocor](https://ichef.bbci.co.uk/images/ic/1024x576/p061y89x.jpg)
Skandal penyalahgunaan data yang dilakukan Facebook masih menjadi bahan perbincangan. Sebab, sebanyak puluhan juta data penggunanya disalahgunakan dalam kasus Cambridge Analytica (CA). Kejadian yang terjadi sang media umum terbesar sejagad ini, menorehkan pertanyaan mengenai keamanan data penggunanya.
BERITA TERKAIT
Akun palsu FB 'Taj Yasin Maimoen' minta sumbangan untuk pesta kemenangan
Akun Facebook Taj Yasin dipalsukan untuk minta sumbangan pesta rakyat
Terbuai janji pernikahan, gadis dalam Surabaya tertipu pria kenalan dalam FB
Belakangan baru ketahuan, ternyata data yang disalahgunakan itu terjadi dalam hampir seluruh pengguna Facebook dalam dunia. Berdasarkan siaran pers Facebook, Rabu (4/4), mereka mengakui bahwa masih ada 87 juta data yang dimungkinkan disalahgunakan sang CA.
Dari 87 juta data yang kebobolan, sebagian besar ialah pengguna Facebook dari Amerika Serikat atau kurang lebih 81,6 persen data disalahgunakan. Selain Amerika Serikat, ada beberapa negara termasuk Indonesia.
2018
Indonesia masuk urutan ketiga data yang disalahgunakan. Sekitar 1,3 persen dari 87 juta. Di atas Indonesia, ada Filipina yang kemungkinan besar penyalahgunaan data pengguna dari negeri itu kurang lebih 1,4 persen. Selain ketiga negara itu dalam antaranya Inggris, Mexico, Kanada, India, Brazil, Vietnam, serta Australia.
Maka itu, untuk lebih mengamankan data penggunanya, pihak Facebook akan melakukan perubahan-perubahan dalam beberapa bulan mendatang. Untuk dikala ini, pihaknya telah melakukan beberapa perubahan, terutama dari sisi Application Programming Interface (API), dalam antaranya untuk layanan Event, Group, Pages, Facebook Login, Instagram, Search and Account Recovery, Panggilan telepon serta pengiriman pesan, Data provider and partner categories, serta pengaturan software.
"Kami tahu memiliki lebih banyak pekerjaan yang wajib dilakukan. Kami akan terus memberitahukan Enda dikala kami melakukan lebih banyak perubahan," tulis Mike Schroepfer, Chief Technology Officer Facebook.
Sebagaimana diketahui, dalam awal terkait insiden ini pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg membisu seribu bahasa. Namun selesainya bungkam beberapa hari, Zuck, begitu sapaan karibnya, secara resmi meminta maaf kepada seluruh pengguna Facebook serta rakyat.
Tak hanya lewat unggahan dalam Facebook, dia juga mengeluarkan permohonan maaf secara terbuka kepada rakyat melalui iklan dalam satu halaman beberapa koran ternama dalam Amerika Serikat.
Mengutip Ubergizmo, Selasa (27/3/2018), dalam iklan tersebut, Zuckerberg meminta maaf kepada seluruh pengguna serta rakyat serta menyampaikan klarifikasi tentang posisi perusahaan dalam masalah ini.
"Enda mungkin mendengar tentang software kuis dari peneliti dalam universitas yang membocorkan puluhan juta data pengguna dalam tahun 2014. Saya meminta maaf sebab kami tidak melakukan lebih banyak hal dikala itu," kata Zuckerberg dalam permintaan maaf Facebook tersebut.
Perusahaan, kata Zuckerberg, sekarang mengambil langkah untuk memastikan bahwa kebocoran data seperti ini tidak akan terulang kembali. Zuckerberg melanjutkan, Facebook telah menghentikan software-software semacam ini dari memperoleh akses ke banyak informasi pengguna. Bahkan, perusahaan membatasi data yang diberikan kepada software dikala pengguna sign in ke software memakai akun Facebook.
Perusahaan, kata Zuckerberg, juga melakukan inspeksi dalam setiap software yang mendapatkan akses ke sejumlah data signifikan sebelum masalah ini diperbaiki. [ega]
No comments:
Post a Comment