![Facebook akhirnya akui bahwa media umum 'lukai' demokrasi](https://cdn.harianpijar.com/media/2018/03/trimedya-pdip-1.jpg)
Facebook mungkin artinya jejaring sosial terbesar dikala ini. Namun makin akbar tentu makin akbar pula implikasi bagi para penggunanya.
BERITA TERKAIT
Mahasiswa Unnes kaget soal aturan wajib daftar akun medsos langsung ke kampus
KPU akui sulit tertibkan kampanye dalam medsos dikala masa damai
Sakit hati, pemuda dalam Gunungkidul sebar foto bugil selingkuhan via medsos
Hal ini terpancar menurut apa yg dikatakan seseorang petinggi Facebook dalam hari Senin (22/1) kemarin. Sang petinggi bahkan menyebut bahwa efek media sosial pula cukup kejam dalam demokrasi yg jadi landasan buat bebas berbicara.
"Pada 2016, kami dalam Facebook terlalu lamban buat mengenali bagaimana berbagai perilaku buruk dalam menyalahgunakan platform kami," tulis Samidh Chakrabarti, koordinator divisi engagement rakyat Facebook. "Kami bekerja menggunakan giat buat menetralisir risiko ini kini," lanjutnya.
Tentu 2016 merujuk dalam pemilu presiden AS dalam mana implikasi pemilu banyak ditentukan isu hoax serta keterlibatan Rusia yg hingga kini masih diivestigasi. Hal ini saja sanggup menggunakan praktis membuktikan bahwa platform Facebook punya celah buat disalahgunakan, & dalam duduk perkara ini, demokrasi dipertaruhkan.
"Mulai menurut kebangkitan dunia Arab (Arab Spring) hingga pemilu dalam semua belahan dunia, media sosial nampak selalu membawa implikasi positif. Namun kampanye presiden AS terakhir mengubahnya, menggunakan campur tangan asing & isu palsu, harusnya Facebook lebih cepat mengenalinya," ungkap Katie Harbath, petinggi Facebook yg menjabat direktur penjangkauan politik & pemerintahan dunia dalam perusahaan tersebut.
Chakrabarti pula menyebut bahwa nantinya Facebook akan memproduksi politik lebih transparan. Hal ini gagal dilakukan dalam 2016 kemudian, pasca yg terbaru terbukti bahwa muncul 80.000 postingan Facebook protesis Rusia yg berhasil menyasar 126 juta pengguna Facebook AS, & akhirnya para pemilih terpengaruh pilihannya.
Politik transparan ini akan dilakukan Facebook menggunakan cara mengarsipkan iklan pemilihan, dalam mana organisasi-organisasi yg menjalankan iklan terkait pemilu harus mengkonfirmasikan ciri-ciri mereka.
Chakrabarti pula menyebut bahwa isu hoax, pelecehan politik, serta partisipasi yg nir setara menurut masing-masing pemilih pula akan ditangani sang Facebook dalam waktu dekat. [idc]
No comments:
Post a Comment